Jakarta, Selasa 20 Desember 2025 – Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus kehilangan 3 orang prajurit yang gugur saat menjalankan tugas mengevakuasi korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera Barat.
“Semuanya (tiga prajurit) telah ditemukan, kondisi meninggal dunia. Yang tercatat adalah personel Kodam XX/TIB,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah, Selasa (2/12/2025) dilansir Kompas.com.
Freddy mengungkapkan ketiga korban sempat dinyatakan hilang kontak saat menjalani misi kemanusiaan.
“(Tiga korban adalah) Pelda Yudi Gusnaldi, Jabatan Batimin Subdenpom XX/E Padang Panjang, Prada Zeni Sukmana Marpaung, jabatan Ta Subdenpom XX/E Padang Panjang, dan Serda Robi Handaryo, Babinsa Koramil X/Koto Kodim 0307/TD,” ujar Freddy.
“Untuk dari Kodam I/BB dan Kodam Iskandar Muda belum ada laporan korban prajurit,” sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M. Syafi’i membeberkan total korban tewas akibat bencana banjir dan longsor di Sumatera mencapai 583 orang sementara korban hilang sebanyak 553 orang.
“Hari ini operasi SAR selalu atau terus dilaksanakan, dan untuk update data memang terakhir tadi jam 10.00 WIB, bahwa total jumlah korban yang telah terevakuasi meninggal dunia ada 583 orang, dan yang dilaporkan masih dalam pencarian ada 553 orang,” ujar Syafi’i di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Ia menyampaikan, Basarnas mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengevakuasi korban bencana. Selain itu, untuk mengirim logistik, Basarnas juga menggunakan seluruh sarana yang ada di kantor SAR berupa kapal-kapal, sarana laut, dan kekuatan udara.
“Badan SAR Nasional juga mengerahkan pesawat yang dari Tanjung Pinang, kemudian yang dari Jakarta atau dari Bogor, dan juga yang dari Surabaya kita rapatkan ke sana,” ucapnya.
Sementara itu, terkait perbedaan data dengan BNPB mengenai jumlah korban tewas dan hilang, Syafi’i menekankan Basarnas menggunakan prosedur yang baku.
Pasalnya, berdasarkan data BNPB, korban tewas bencana longsor dan banjir di Sumatera mencapai 631 orang.
“Kita tidak tahu bahwa terkait dengan laporan yang ada di BNPB, karena BNPB ini sebagai koordinator dari seluruh kekuatan. Bisa dari informasi dari pemerintah daerah, ada dari TNI, dari Polri. Namun yang dilakukan oleh Badan SAR Nasional sebenarnya akan dipertanggungjawabkan, karena itu hubungannya dengan santunan, dengan hak-haknya dari keluarga,” jelas Syafi’i.